Ciptakan Ekosistem Kondusif Bagi Industri Baja Nasional

17-12-2019 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus. Foto : Azka/mr

 

Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus berharap Pemerintah dapat menciptakan ekosistem kondusif yang masuk akal bagi industri baja nasional. Jadi, menurutnya Pemerintah harus kreatif menciptakan sebuah subsistem guna menjaga daya saing baja nasional dengan produk asing.

 

Hal tersebut ia utarakan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (16/12/2019).  Ia menambahkan bahwa kebijakan aturan non-tariff barriers patut dilakukan guna mendukung penyelamatan industri baja nasional Indonesia.

 

“Buat industri baja lokal itu mampu bersaing dengan yang dibawa dari luar negeri, termasuk non-tariff barrier. Bajanya disetop di Kuala Tanjung misalnya, disetop di Bitung jangan langsung ke Surabaya, ke Manokwari, ke mana-mana kan lumayan. Mungkin ada strategi lain yang bisa kita pakai untuk memperkuat daya saing produk kita,” ujarnya.

 

Politisi PDI-Perjuangan tersebut juga meminta bentuk roadmap industri nasional Indonesia, agar dapat dipelajari lebih lanjut oleh Komisi VI DPR RI. Sebab, ia mengaku heran mengenai seberapa efisien aktivitas kinerja perusahaan plat merah dalam mendompleng dunia industri nasional.

 

“Atau apalagi yang bisa relaksasi di mereka sehingga memang ada kemampuan untuk berkompetisi dengan produk-produk impor. Bicara sebagai alat negara yang memang diminta untuk melindungi bangsa ini maka harus dibuka kalau ada inefiesiensi. Karena persoalan siluman-siluman silahkan dibuka sama kita, karena kita ingin perbaikan,” jelasnya.

 

Terakhir Deddy meminta Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dapat menjadi team player untuk melindungi bangsa ini agar bisa menghadapi tantangan dan masalah yang ada di sektor industri Indonesia. “Kalau perlu kita dari DPR mendorong itu kepada Menteri Keuangan atau pada Presiden kalau susah secara sektoral,” tukas Deddy. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...